Model
cilik dalam balutan Flower by Bubble Girl beraksi di catwalk peragaan busana
Nutcracker - Bubble Girl di Bazaar Fashion Festival, Minggu (26/10/2014) siang.
(Tribunnews.com/Daniel Ngantung).
Laporan Wartawan Tribunnews.com,
Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di awal prosesi pernikahan
bergaya modern atau kebarat-baratan, biasanya muncul sosok cilik yang
menebarkan kelopak bunga di sepanjang karpet yang mengarahkan kedua calon
mempelai menuju altar atau panggung.
Sebagai
"pembuka" prosesi, para flower girl tentunya juga harus bersolek dan
tampil maksimal sehingga kehadirannya kian melengkapi hari bahagia calon
pengantin.
Flower
by Bubble Girl begitu nama lini ketiga Bubble Girl itu sempat ditampilkan dalam
peragaan tunggal Bubble Girl di hari terakhir Bazaar Fashion Festival 2014,
Minggu (26/10/2014) siang.
Dalam
peragaan yang bertema "The Nutcracker" itu, hadir pula koleksi Bubble
Girl dari dua lini lainnya, Bubble Girl dan Bubble Girl Premium.
Berbeda
dari peragaan busana umumnya, di sini para tamu cilik menjadi prioritas. Bukan
editor majalah atau para selebritas yang duduk di "front row" atau
baris depan, melainkan para tamu cilik itu. Sementara, para orang tua harus
mengalah duduk di bangku baris belakang.
Koleksi
Bubble Girl membuka peragaan yang dikemas layaknya sebuah pertunjukan drama dan
balet itu. Lalu disusul Bubble Girl Premium, dan barulah Flower by Bubble Girl
yang menjadi penutup manis.
Untuk
Flower by Bubble Girl, sang desainer dan direktur kreatif Bubble Girl
Rosalindynata Gunawan menghadirkan pilihan gaun-gaun yang disebutnya sarat akan
elemen "designer-touch".
"Elemen
tersebut hadir pada detail-detail payetan, embroidery dan bulu-bulu yang dibuat
secara hand-made. Butuh keterampilan pekerjaan tangan dengan keseriuan
tinggi," ujar perempuan yang akrab disapa Lingling itu.
Begitu
pula pada pemilihan bahan, seperti tulle, lace, dan organdi yang memberi kesan
mewah dan anggun pada penampilan si kecil. Kendati begitu, kenyamanan tetap
diutamakan dengan penggunaan bahan katun sebagai dalaman atau furing.
"Karena bahan ini mudah menyerap keringat dan tidak membuat gerah,"
katanya.
Semuanya
muncul dalam palet serba putih, warna yang menurut Lingling aman sehingga dapat
digunakan untuk segala kesempatan. Penampilan para model cilik siang itu
dipercantik dengan sepatu-sepatu Yongkids dari Yongki Komaladi.
Lingling
yang bukan lain adalah keponakan Sebastian Gunawanmengatakan kemunculan lini baru ini
tidak lepas dari permintaan pasar yang kian meningkat. Berbeda dari pasar
internasional, pasar dalam negeri sangat menyenangi desain yang glamor dan
penuh detail.
"Saya
melihat ada celah untuk mengembangkan lini khusus untuk para flower girl,"
ujar desainer lulusan Royal Melbourne Institute of Technology University.
Dari
segi pasar busana anak secara keseluruhan, dikatakan Lingling sangat
menjanjikan dan menarik untuk digarap mengingat kian banyaknya pesaing yang
muncul. Kondisinya berbeda saat 10 tahun lalu Sebastian Gunawan mulai menggarap busana untuk
anak.
"Dulu
hanya sedikit brand busana anak. Terlebih lagi sekarang anak-anak zaman
sekarang sangat mendikte orang tua untuk penampilan mereka," terang
desainer kelahiran 19 September 1988 itu. Tak heran, jika Bubble Girl
memanjakan para tamu ciliknya di peragaan Bubble Girl siang itu.
Sedang
mencari inspirasi dan ide untuk busana para flower girl?
Lingling
mengatakan, sebetulnya tidak ada kiat khusus untuk memilih busana flower girl.
Penampilannya tidak harus yang benar-benar mewah atau mencolok. Yang penting
sesuaikan tema dekorasi prosesi pernikahan. Pastikan pula bahan harus terasa
nyaman di tubuh anak-anak.
Bubble Girl hadir di Sogo, Seibu,
Metro, serta dua flagship store di Plaza Indonesia dan Kota Kasablanka
No comments:
Post a Comment