JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pasangan desainer
Sebastian Gunawan dan
Cristina Panarese memamerkan 80 busana baru koleksi dari
first line, atau rancangan lini utama.
Bagi Seba, panggilan akrab
Sebastian Gunawan, dan
Cristina, peragaan busana itu merupakan penutup aktivitas kreativitas pada tahun
2015, setelah sebelumnya, tepatnya 5 Oktober lalu, keduanya membuai pencinta mode
Ibukota lewat persembahan koleksi terbaru dari lini
Sebastian Red yang mengusung tema “A
Lady’s Portrait”.
Kali ini, dengan luapan energi yang
diakui Seba sama dengan peragaan busana sebelumnya, ia dan
Cristina mengajak pencinta mode
meresapi konsep koleksi barunya yang
mengusung tema “A
Midsummer Night’s Dream”. Keduanya mengajak masuk pencinta mode
ke suasana hutan dan peri-peri dari romansa karya pujangga Inggris
William Shakespeare, yang menjadi sumber imajinasi. Suasana itu terasa sejak memasuki ruang peragaan busana di Ciputra Artpreneur
Gallery, Jakarta, 19 November lalu, yang “disulap” penata panggung Soeryanto bak hutan temaram.
“Ide itu muncul begitu saja ketika melihat pertama kali
bahannya,”
kata Seba, menyinggung
motif bunga dan daun dalam bahan sebagian busananya. Memerlukan waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan 80 busana koleksi
Spring/Summer 2016 itu menurut pengakuannya, dalam perbincangan seusai peragaan busana.
Koleksi lini utama
Sebastian yang diperagakan
model-model papan atas
Tanah Air, hadir dalam wujud gaun-gaun
cocktail dan gaun malam panjang, mencitrakan keanggunan wanita-wanita pemakainya. Tanpa jeda, pencinta mode
dapat melahap satu per satu busana yang
ditampilkan dalam gradasi warna, mulai dari warna muda (putih, perak, krem), warna-warna tanah, hingga warna hitam.
Seba dan
Cristina memamerkan kepiawaian craftmanship dalam koleksi terbarunya.
Ruffles, lipat, susun, teknik tekuk, teknik potong
laser bersusun,
embellishment, tampil dalam karya untuk koleksi baru kali
ini yang
dihadirkan di atas bahan sifon, organdi,
sutra, dan
taffeta.
Langkah Menuju Paris
Tak jauh berbeda dengan peragaan busana Seba biasanya, sejak petang tamu berdatangan memenuhi Ciputra Artpreneur
Gallery, termasuk kalangan sosialita dan figur terkenal di negeri ini.
Yang sedikit berbeda,
kali ini hasil penjualan baris pertama kursi peragaan didedikasikan Seba untuk Yayasan Cinta Anak Bangsa.
“Sudah sepuluh tahun ini saya bekerja sama dengan
Veronica Colondam,”
kata Seba menyebut nama pendiri lembaga yang
dibentuk tahun 1999
itu.
Dan, tahun ini, Seba menyebut angka Rp 300 juta,
yang ia sisihkan untuk lembaga itu.
Selain memamerkan koleksi busana terbaru, malam itu menjadi penanda bagi Seba dan
Cristina selangkah lebih maju dalam menekuni aktivitas kreativitas mereka di dunia
mode. Seba dan
Cristina secara resmi diundang bergabung menjadi anggota
Asian Couture Federation, lembaga yang
didirikan
Frank Cintamani untuk menjembatani desainer-desainer Asia
dengan organisasi
di Paris, yang dikenal sebagai pusat
haute couture, yang terkenal ketat menentukan desainer mana yang
berhak melakukan show
couture. Selain Seba-Cristina,
dua desainer
Indonesia yang bergabung
dengan lembaga itu adalah Tex Saverio dan desainer perhiasan Rinaldy A Yunardi.
Selain menerima sertifikat pengakuan sebagai “the
best couture house in Indonesia”, Seba mengatakan juga diundang untuk ambil bagian memamerkan karya di ajang
Haute Couture Fashion Week di Paris, pada Juli tahun depan. Ia akan tampil dengan desainer dari Asia
lain, yakni dari Tiongkok,
Filipina, dan Jepang.
Langkah Seba-Cristina
mendunia semakin terbuka luas karena lembaga itu juga akan menawarkan busana siap pakai koleksi Seba melalui penjualan
online.
No comments:
Post a Comment