Jakarta -
Senin malam (5/10/2015) suasana panggung di Ballroom Ritz Carlton,
Pacific Place 'disulap' layaknya istana megah di abad 18 oleh desainer
Sebastian Gunawan. Sebuah istana tersusun di ujung panggung sampai para
model berjalan di antara kaca-kaca gedung yang mewah itu.
Melalui arsitektural ala abad ke-18, desainer yang akrab disapa Seba, demikian ia biasa disapa, membawa para penikmat mode yang hadir malam itu untuk kembali ke masa kejayaan Ratu Prancis, Marie Antoinette. Sosok anggun sang ratu pun ditranslasikan lewat labelnya Sebastian Red dan juga Sposa.
Di tangan Seba, inspirasi desain ala Antoinette yang terkesan klasik dikemas lebih modern dengan tren mode yang berkembang di era ke-18. Para ratu di dunia modern itu memakai choker atau kalung pas leher untuk menggambarkan era tersebut.
Siluet era Victoria kemudian dikombinasikan dengan gaya potongan yang populer di tahun 1950-an hingga 1970-an. Misalnya saja siluet A-line, mod-look, dan juga potongan rok mullet untuk menonjolkan sisi feminin para wanita Seba.
Gaun-gaun yang ditawarkan malam itu didominasi dalam potongan terstruktur atau kaku untuk menggambarkan gaya busana di era yang sering pula disebut Georgia atau Roccoco itu. Namun seluruhnya diekspresikan melalui material lembut sehingga tetap terkesan feminin dan mewah dalam waktu bersamaan seperti lace, brokat, jacquard dan damask.
Tren ala era kerajaan atau Victoria ini tak hanya berlangsung di runway lokal, namun juga dunia. Tren ini pun menjadi besar di London Fashion Week dengan busana bervolume dan penuh ruffle. Desainer J.W. Anderson, Simone Rocha, Giles, Erdem, dan Mother of Pearl adalah beberapa nama terkenal yang juga menyuguhkannya di atas runway.
Di antara dress-dress dalam siluet struktural nan feminin, Seba kemudian juga menyuguhkan busana kasual sebagai opsi. Beberapa di antaranya dibuat sebagai jumpsuit, atau dress pendek dengan coat senada.
Sulur-sulur tanaman dan bunga dibordir di atas baju-baju Seba yang didominasi pastel di awalnya. Kemudian pertunjukkan berlanjut mengganti bordir dengan bahan yang lebih bernuansa emas namun tetap dalam nuansa bunga yang feminin. Corak emas juga berbaur dengan palet utama Seba kali ini seperti biru, hitam dan putih serta merah. Selain bunga, Seba juga menghiasi busananya dengan kristal Swarovski. Untuk foto koleksi selengkapnya, Klik disini (asf/eny)
Melalui arsitektural ala abad ke-18, desainer yang akrab disapa Seba, demikian ia biasa disapa, membawa para penikmat mode yang hadir malam itu untuk kembali ke masa kejayaan Ratu Prancis, Marie Antoinette. Sosok anggun sang ratu pun ditranslasikan lewat labelnya Sebastian Red dan juga Sposa.
Di tangan Seba, inspirasi desain ala Antoinette yang terkesan klasik dikemas lebih modern dengan tren mode yang berkembang di era ke-18. Para ratu di dunia modern itu memakai choker atau kalung pas leher untuk menggambarkan era tersebut.
Siluet era Victoria kemudian dikombinasikan dengan gaya potongan yang populer di tahun 1950-an hingga 1970-an. Misalnya saja siluet A-line, mod-look, dan juga potongan rok mullet untuk menonjolkan sisi feminin para wanita Seba.
Gaun-gaun yang ditawarkan malam itu didominasi dalam potongan terstruktur atau kaku untuk menggambarkan gaya busana di era yang sering pula disebut Georgia atau Roccoco itu. Namun seluruhnya diekspresikan melalui material lembut sehingga tetap terkesan feminin dan mewah dalam waktu bersamaan seperti lace, brokat, jacquard dan damask.
Tren ala era kerajaan atau Victoria ini tak hanya berlangsung di runway lokal, namun juga dunia. Tren ini pun menjadi besar di London Fashion Week dengan busana bervolume dan penuh ruffle. Desainer J.W. Anderson, Simone Rocha, Giles, Erdem, dan Mother of Pearl adalah beberapa nama terkenal yang juga menyuguhkannya di atas runway.
Di antara dress-dress dalam siluet struktural nan feminin, Seba kemudian juga menyuguhkan busana kasual sebagai opsi. Beberapa di antaranya dibuat sebagai jumpsuit, atau dress pendek dengan coat senada.
Sulur-sulur tanaman dan bunga dibordir di atas baju-baju Seba yang didominasi pastel di awalnya. Kemudian pertunjukkan berlanjut mengganti bordir dengan bahan yang lebih bernuansa emas namun tetap dalam nuansa bunga yang feminin. Corak emas juga berbaur dengan palet utama Seba kali ini seperti biru, hitam dan putih serta merah. Selain bunga, Seba juga menghiasi busananya dengan kristal Swarovski. Untuk foto koleksi selengkapnya, Klik disini (asf/eny)
No comments:
Post a Comment