Lihat
koleksi
terbaru
Sebastian Gunawan
yang menampilkan
narasi
“A Midsummer Night’s Dream” milik
Shakespeare dengan
sentuhan
kerumitan
yang indah.
Designer couple, Sebastian
Gunawan & Cristina Panarese were
after something new for couture this season. Walau sosok
Marie Antoinette kembali lagi mereka garap, namunfashion
show yang
dihelat di Ciputra Artpreneur
Gallery pada 19
November 2015 ini merupakan momen penting bagi rumah mode
Sebastian Gunawan. Malam itu
Sebastian Gunawan yang
menerima penghargaan
“Best Couture house in Indonesia” dari
Asian Couture Federation, menampilkan narasi “A
Midsummer Night’s Dream” milik Shakespeare dengan sentuhan kerumitan yang
indah. Kekuatan perempuan yang
dibalut dengan sisi glamoritas diwujudkan lewat peragaan gaun-gaun cocktail hingga gaun malam yang
megah. Set
lokasi yang
dihiasi oleh bunga-bunga mungkin sepintas mengingatkan pada show Dior Spring 2016,
tapi hutan belantara kreasi
Sebastian Gunawan sungguh memikat. Semakin menelusurinya, semakin tersesat ke dalam, saya menemukan keindahan yang
penuh misteri. Bahkan
Bryan Boy yang duduk di barisan depan pun ikut tersihir.
Admittedly, benang merah
Marie Antoinette memang banyak mempengaruhi karya-karya
Sebastian Gunawan belakangan ini. Esensi dari koleksi kali
ini pun rasanya masih sebelas dua belas dengan koleksi
“A Lady’s Portrait” dari
Sebastian Red & Sebastian Sposa. Tapi untuk yang
ini,
Sebastian Gunawan berhasil mengintepretasikannya jauh lebih artistik. Gaun-gaun berdetail lipat, kekayaan tekstil dan tekstur yang
dihasilkan dari ketrampilan tangan tampak begitu presisi. They’re
imagination decides everything. Mulai dari tampilan warna yang
menggambarkan cahaya pagi, diwakili dengan warna putih, kuning dan perak kebiruan. Menyongsong sore
lewat warna hijau keemasan dan pink
keperakan. Dan
nuansa hitam keunguan menjadi
visual malam hari yang
mewah.
Kejutan yang
dihadirkan
Sebastian Gunawan juga menarik. Dimana nuansa alam dibawanya dalam
level yang tinggi. Keunikan pada jumpsuit berdetail ruffles diolah menjadi lekukan yang
menyerupai dedaunan. Teknik lipat dan susun pada
cocktail
dress tampak seperti akar,
detail kelopak bunga, hingga penghuni hutan termasuk angsa hadir dalam balutan dress dari bahan
tipis yang tak lazim digunakan dengan bantuan teknik moulage. Kilauan embellishmentseperti cahaya kunang-kunang bertabur diatas dress yang
hadir penuh
drama. Menciptakan konstruksi yang
kuat dalam penyempurnaan di atas
material sifon, organdi, sutera dan taffeta.
Ketelitian sang
desainer pun dibuktikan lewat penanganan teknik melipat, menekuk yang
tidak hanya terlihat pada bahan-bahan
tipis, tapi juga pada bahan bertekstur tebal, seperti brokat tebal dan jacquard dengan pola rumit. Semuanya hadir menjadi baru meski gayanya nampak klasik. Secara kreatifitas koleksi ini memang menyuguhkan sebuah teatrikal yang
cantik, para penghuni hutan pun sungguh realistik,
yang menjadikan tiap look-nya begitu stunning tanpa embel-embel yang
berlebihan. Sekali lagi,
Sebastian Gunawan dan
Cristina Panarese berhasil menghidupkan citra perempuan elegan, mewah dan memesona yang
didasari oleh daya imajinasi tak terbatas. Never
over elegant!
No comments:
Post a Comment