Tuesday, December 15, 2015

A Midsummer Night’s Dream Antar Langkah Seba Mendunia

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pasangan desainer Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese memamerkan 80 busana baru koleksi dari first line, atau rancangan lini utama.

Bagi Seba, panggilan akrab Sebastian Gunawan, dan Cristina, peragaan busana itu merupakan penutup aktivitas kreativitas pada tahun 2015, setelah sebelumnya, tepatnya 5 Oktober lalu, keduanya membuai pencinta mode Ibukota lewat persembahan koleksi terbaru dari lini Sebastian Red yang mengusung tema “A Lady’s Portrait”.

Kali ini, dengan luapan energi yang diakui Seba sama dengan peragaan busana sebelumnya, ia dan Cristina mengajak pencinta mode meresapi konsep koleksi barunya yang mengusung tema “A Midsummer Night’s Dream”. Keduanya mengajak masuk pencinta mode ke suasana hutan dan peri-peri dari romansa karya pujangga Inggris William Shakespeare, yang menjadi sumber imajinasi. Suasana itu terasa sejak memasuki ruang peragaan busana di Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta, 19 November lalu, yang “disulap” penata panggung Soeryanto bak hutan temaram. 


“Ide itu muncul begitu saja ketika melihat pertama kali bahannya,” kata Seba, menyinggung motif bunga dan daun dalam bahan sebagian busananya. Memerlukan waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan 80 busana koleksi Spring/Summer 2016 itu menurut pengakuannya, dalam perbincangan seusai peragaan busana. 

Koleksi lini utama Sebastian yang diperagakan model-model papan atas Tanah Air, hadir dalam wujud gaun-gaun cocktail dan gaun malam panjang, mencitrakan keanggunan wanita-wanita pemakainya. Tanpa jeda, pencinta mode dapat melahap satu per satu busana yang ditampilkan dalam gradasi warna, mulai dari warna muda (putih, perak, krem), warna-warna tanah, hingga warna hitam.  

Seba dan Cristina memamerkan kepiawaian craftmanship dalam koleksi terbarunya.  Ruffles, lipat, susun, teknik tekuk, teknik potong laser bersusun, embellishment, tampil dalam karya untuk koleksi baru kali ini yang dihadirkan di atas bahan sifon, organdi, sutra, dan taffeta. 
    
Langkah Menuju Paris

Tak jauh berbeda dengan peragaan busana Seba biasanya, sejak petang tamu berdatangan memenuhi Ciputra Artpreneur Gallery, termasuk kalangan sosialita dan figur terkenal di negeri ini. Yang sedikit berbeda, kali ini hasil penjualan baris pertama kursi peragaan didedikasikan Seba untuk Yayasan Cinta Anak Bangsa.

“Sudah sepuluh tahun ini saya bekerja sama dengan Veronica Colondam,” kata Seba menyebut nama pendiri lembaga yang dibentuk tahun 1999 itu. Dan, tahun ini, Seba menyebut angka Rp 300 juta, yang ia sisihkan untuk lembaga itu.  

Selain memamerkan koleksi busana terbaru, malam itu menjadi penanda bagi Seba dan Cristina selangkah lebih maju dalam menekuni aktivitas kreativitas mereka di dunia mode. Seba dan Cristina secara resmi diundang bergabung menjadi anggota Asian Couture Federation, lembaga yang didirikan Frank Cintamani untuk menjembatani desainer-desainer Asia dengan organisasi  di Paris, yang dikenal sebagai pusat haute couture, yang terkenal ketat menentukan desainer mana yang berhak melakukan show couture. Selain Seba-Cristina, dua desainer Indonesia yang bergabung  dengan lembaga itu adalah Tex Saverio dan desainer perhiasan Rinaldy A Yunardi.  

Selain menerima sertifikat pengakuan sebagai “the best couture house in Indonesia”, Seba mengatakan juga diundang untuk ambil bagian memamerkan karya di ajang Haute Couture Fashion Week di Paris, pada Juli tahun depan. Ia akan tampil dengan desainer dari Asia lain, yakni dari Tiongkok, Filipina, dan Jepang.

Langkah Seba-Cristina mendunia semakin terbuka luas karena lembaga itu juga akan menawarkan busana siap pakai koleksi Seba melalui penjualan online. 

No comments:

Post a Comment