Wednesday, February 4, 2015

Sebastian Gunawan Kenalkan Moon Dance


MENYAMBUT perayaan Imlek, Sebastian Gunawan kembali merilis koleksi baru. Moon Dance pun dipilih sebagai tema koleksi busana Imlek tahun ini. Menurut desainer yang akrab disapa Seba itu, pemilihan tema Moon Dance memiliki arti sendiri. "Moon Dance is about celebration. Jadi kita tahu, orang selalu merayakan di bulan-bulan yang baik. Entah itu buat celebrating Lebaran, Natal, tahun baru, ulang tahun, sampe akhirnya ke pernikahan. So that's why I made a complete arrangement about celebration," ujarnya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa 3 Februari 2015.

Untuk peragaan tunggal kali ini, ada 70 set busana yang dihadirkan. Barisan koleksi busana Seba sangat kaya. Di antaranya ditampilkan dalam bentuk gaun, terusan pendek, berpotongan leluasa dengan berbagai detail.

"Ada banyak detail, binding, overlayer, sentuhan embroidery, sehingga mampu memberikan garis-garis pada baju itu sendiri. Lalu ada bebatuan swarovski yang memberi kesan kembang api, selayaknya perayaan sendiri. Itulah kisah dari Moon Dance," terang Seba.

Selain itu, ada juga busana hasil perpaduan bagian atas- bawah, blus ketat dengan rok panjang, atau celana panjang dengan blus longgar. Tidak ketinggalan, Seba juga menghadirkan busana tiga item, yang memadukan antara rok, blus dengan outer sejenis cape.

"Saya meriset berbagai budaya Chinese pada jaman dulu. Jadi kalau kita lihat, busana kerajaan zaman dulu malah bukan seperti sekarang yang fit. Dulu itu sangat loose, dan kimono cut. Jadi yang saya bawa siluet lama ke jaman sekarang, di mana wanita ingin yang praktis," terangnya.

Lebih lanjut, di peragaan kali ini juga menampilkan berbagai model gaun. Mulai dari yang ketat dan seksi serta gaun panjang dengan sisipan chinese tassel, di antara garis belahan rok yang tinggi.

"Kancing-kancing China yang oversized, dikombinasikan dengan tassel. Sehinigga ketika dia jalan, terlihat ada playful-nya, feminin. It's part of everything woman, that they can play their look," imbuhnya.

Koleksi kali ini juga menjadi bukti jika Seba jeli untuk membuat variasi baru. Misalnya saja dari kerah yang meninggi, siluet boxy pada terusan atau blus, atau menurunkan garis bahu, tanpa kehilangan ciri khas baju cheongsam dengan kerah China, siluet ramping dan lengan pendek atasan.

"Jadi tidak hanya tipikal baju Chinese dengan kerah tinggi. Kalau kita melihat baju dalaman zaman dulu itu disebut oto, seperti tank top. Selayaknya wanita memakai kebaya, ada dalamannya," imbuhnya.

Sedangkan dari sisi bahan, Seba juga mengeksplorasi berbagai material dengan proses pemilihan yang teliti dan selektif. Baik itu tekstil polos maupun motif, yang ringan hingga kain bertekstur tebal dan kokoh.

“Materialnya cukup beragam, mulai dari bahan mikado, damask, jaquard, pique, lace, dan juga Thai silk. Memang bervariatif," imbuhnya.

Sementara untuk warnanya, Seba menyuguhkan nuansa festival. Termasuk palet warna yang terdiri dari hijau limau, lavender, merah, oranye, serta monokrom.

"Saya memberikan sesuatu yang lama ke baru, dan juga mempresentasikan warna hitam putih. It's so classic color. Lalu merah, karena warna China. Saya crossing dengan silver and gold. Sehingga, warnanya kaya dan festive," tutup suami Christina Panarese itu.

Ainun Fika Muftiarini | Jurnalis

No comments:

Post a Comment